Banyak sekali bebotoh yang sudah" tewas" hutang membengkak gade sana gade sini pinjam sana pinjam sini tidak perduli 5 % ato 10 % yang penting ada uang buat modal ke tajen.
Situasi seperti ini di alami hampir 70 % bebotoh, sisanya menunggu giliran.
Di arena tajen akal sehat di kalahkan nafsu untuk menang besar , perhitungan dari rumah selalu kandas di tengah kalangan. ayam totos , uriga nyaplek dan tukang kembar wayah bisa juga kalah apalagi bebotoh belog pasti kapah ngelipetang pipis.
Ada cerita yang pingin saya bagi sama kawan kawan bebotoh.
Bude manis di lombok barat
Arena tajen terbesar di wilayah indonesia timur , hampir semua semua bebotoh dari seluruh wilayah datang ke tempat ini untuk bisa menang besar termasuk kawan saya yang bebotoh mare muruk tapi punya modal cukup lumayan tapi ban nyilih. Hari itu di tempat itu dewi keberuntungan memihak padanya, puluhan juta pemenang sudah terkumpul kampeknya sudah hampir penuh kalau tidak salah 250 juta sudah di tangan.
Tapi dasar bebotoh tidak pernah puas uang sekian banyak belum cukup hingga tajen berakhir di tempat itu. Bersama saudaranya masih juga mencari arena tajen yang lain sore itu juga dan yang terjadi sudah bisa di tebak giringan habis dan modal juga ludes.
Banyak tanah warisan cair di arena tajen juga perusahan perusahan banyak yang bangkrut.
yang seken bawa uang pulang dari arena tajen adalah dagang gantal dan tukang kleder .
